Laman

Rabu, 18 Desember 2013

Aku Ingin Mencintaimu dengan Benar......

Aku adalah temanmu, sedari dulu.

Aku yang selalu tertawa bersamamu saat kita semua kumpul bersama. Aku yang terkadang mencubit lenganmu sambil tertawa saat kau jahil menggoda teman kita. Aku yang selalu bersandar dibahumu saat aku terlalu lelah tertawa. Akulah yang selalu memperhatikanmu.

        Sadarkah kau, banyak momen-momen yang sering kita lalui bersama? Sewaktu mengerjakan tugas kelompok, sewaktu bermain berkumpul bersama teman-teman, dan juga masih banyak yang lainnya.

        Semakin banyak pertemuan dan percakapan yang kita lakukan, semakin besar pula rasa penasaranku padamu. Kadang aku tertawa sambil mencuri-curi pandangan kepadamu. Kadang aku sengaja duduk berseberangan denganmu agar bisa memperhatikanmu, kadang pula aku sengaja berada tepat disampingmu hanya untuk sekedar bersandar dibahumu sekaligus mencium aroma parfum dari tubuhmu.

        Semakin besar rasa penasaranku, semakin besar pula rasa kagumku terhadapmu. Kau begitu memukau, kau begitu terlihat keren, kau begitu segalanya.. Dan aku rasa aku mulai mencintaimu.

        Aku yang sadar kalau kita hanya bisa berteman, aku yang sadar kalau kita tak bisa menjadi lebih dari seorang teman, merasa bersalah karna sudah dengan lancangnya berani mengagumimu. Bahkan mencintaimu.

        Namun aku sangat kagum terhadapmu yang pernah sedikit berbincang dengan ayahku saat kau mengantarku pulang. Tahukah kau? Saat kau pulang, aku dengan gugupnya bercerita pada ayah bahwa kaulah orang yang selama ini bersamaku, dan hanya kaulah orang yang selama ini membuatku merasa nyaman.

        Sebelum aku bertanya maukah kau datang lagi kerumahku untuk melamarku di suatu hari kelak, aku ingin menanyakan suatu hal untuk memastikan semuanya. Apakah kau mempunyai rasa yang sama seperti yang kurasakan? Apakah kau merindukanku juga? Apakah kau pernah memperhatikanku?

        Aku ingin mencintaimu dengan benar, aku ingin memilikimu dengan sepenuh hatimu. Aku ingin kau mencintaiku dengan ikhlas. Meski aku tak peduli pada semua teman kita lagi, meski status sahabat ini sudah berubah menjadi cinta, aku tak peduli.

        Ya, aku memang egois, ingin permintaan mustahilku itu terkabul. Namun salahkah aku? Sudah kubilang aku ingin mencintaimu dengan benar. Aku tak ingin ada rahasia.

        Aku tak ingin kita berpacaran, aku tak ingin melakukan apa yang dilarang oleh Tuhanku itu bersamamu. Aku hanya ingin berTa’aruf bersamamu. Meski berbeda tipis dengan berpacaran, namun agamaku mengajarkan ta’aruf itu harus dimulai dengan berkenalan pada orangtua terlebih dahulu, dan melaksanakannya berdasarkan pengawasan orangtua kita. Aku ingin mencintaimu dengan benar..


        Lantas, maukah kau berta’aruf bersamaku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar