Laman

Minggu, 25 Mei 2014

JATUH CINTA

Jatuh Cinta

Jadi, seperti ini yang namanya berbunga-bunga?

Bahagia layaknya jatuh cinta.

Jadi, semuanya terasa indah.

Tersenyum-senyum  waktupun lupa.

      Jadi seperti ini rasanya tak bisa tidur?

      Pejamkan mata tapi pikiran tetap ngelantur.

      Mikirin kamu yang di ujung sana,

      Sambil membayangkan hal-hal istimewa.

      Siang malam pun tak pernah terasa,


      Hanya kamu yang paling bermakna……

Senin, 19 Mei 2014

Apa Kabar, Kamu??


Kita memang pernah kenal sebelumnya. Saat fajar masih bersembunyi, saat kau masih tak peduli. Kau acuh, aku tidak. Umpama bunga pada serangga. Namun kita sama, apa adanya. Saat itulah kebodohanmu datang. Kau mungkin tak sadar aku mulai menyukai cuekmu, datarmu, kepribadianmu, dan itulah harapan. Kau mungkin tak butuh aku, hingga akhirnya kau pergi entah kemana.

Lama kita tak lagi saling kenal, hingga akhirnya kau kembali datang. Kau berbeda, sedikit ceria dan tak lagi dulu kala. Aku semakin berharap kau semakin dekat. Dan Tuhan memang selalu berbaik hati, kau menjadi jodohku saat itu. Aku bahagia tak terlukiskan.

Satu-dua bulan kita merajut kebersamaan, romantisme yang kuat,dan canda tawa yang tak pernah lepas. Dan perlahan kau hilang tanpa alasan. Layaknya kabut hanya sementara, seperti uap yang tak kutahu arahnya.  

Aku terus disini, menanti janji-janji terkabulkan, sembari bermimpi kau menghampiri.

Sadarkah, kasih? Ingatlah wanita lain itu. Kau tak perlu tahu ialah aku. Ya, menyamar agar terus mendapat kabarmu. Lantas, mengapa kau menghilang dariku namun kau tertawa ria bersamanya? Itukah yang bernama jenuh?

Langit memang tak pernah peduli akan perasaanku, terus cerah padahal aku redup. Terus memanas padahal aku lelah. Seperti lembayung yang semakin melemah.

Aku ingin terus tertawa, tanpa ada tangis yang nyata.
Aku ingin terus bahagia, tanpa ada sedih yang dirasa.
Aku ingin pura-pura. Entah itu untuk apa.
Aku ingin terus mencintaimu, begitu juga sebaliknya.


Aku pernah mengharapkan suara yang merdu, laksana seriosa penyanyi ternama.

Aku pernah berharap layaknya kupu-kupu, terlihat cantik namun tak tahu bahawa ia cantik.

Namun aku tidak pernah sempurna, bahkan memilikimu sekalipun.
Namun aku tidak pernah sempurna, bahkan membahagiakanmu sekalipun.

Apa kabar, kamu? Masih ingat aku sang pengganggu kehidupanmu?
Coba mari kita bayangkan indahnya pelangi yang pernah kita lalui. Awal dimana hati masih saling mencoba memahami.
Nyatanya kini aku terus mencoba memahamimu namun kau berlalu.
Pergi entah tujuanmu kutahui.

Lambat laun muncul lagi sosok laki-laki yang meminta maaf. Mengakui semua kesalahannya, dan meminta pengulangan kisah indah lalu.

Dimana saja kau selama ini bersembunyi hingga hatiku sepi?
Mencarimu namun tak berani menemukanmu.

Hatiku pernah bahagia, itu saat bersamamu. Pernah juga sedih, itupun karenamu. Kini, rasanya hambar, sudah memaafkanmu tapi tak bisa lupakan yang sedih itu.
Sudah kembali merajut hati tapi tak bisa dapatkan bahagia yang dulu.

Apa aku sudah tak mencintaimu? Aku harap tak begitu.
Mengapa semua mencoba kembali tapi aku tidak?
Salahkah bila angin yang sudah lewat dan tak bisa kembali?
Salahkan bila bintang yang sudah jatuh tak bisa naik lagi?

Maaf bila aku pernah bodoh. Mencintaimu di waktu yang tak pernah tepat. Bisakah kita tetap bersama tanpa ikatan?
Tak apa tak memilikimu, asal bisa bersamamu.
Tak apa tak mencintaimu asal bisa tak bertengkar.
Sekali lagi, apa kabar, kamu? Masih ingatkah aku sang pengganggu hidupmu?



                                                                                                Penuh maaf,




                                                  Mantanmu.